TIMES SORONG, JAKARTA – Ketika gambar menjadi bahasa utama era digital, kecepatan dan presisi dalam menciptakan visual menjadi kunci utama. Google DeepMind menjawab tantangan itu dengan meluncurkan Nano Banana.
Nano Banana, kode nama dari Gemini 2.5 Flash Image, menjadi terobosan terbaru Google DeepMind dalam bidang pengeditan gambar berbasis kecerdasan buatan (AI).
Model ini diluncurkan pada akhir Agustus 2025 dan langsung menarik perhatian publik. Menurut laporan El País, Nano Banana dinilai sebagai model edit gambar paling canggih yang pernah dirilis Google.
Platform dan Aksesibilitas
Nano Banana tersedia gratis di aplikasi Gemini, sementara pengembang dapat mengaksesnya melalui Gemini API, Google AI Studio, dan Vertex AI.
Laman resmi Binus University menyebutkan bahwa aksesibilitas ini mempercepat adopsi oleh kreator maupun perusahaan digital.
Prestasi Global
Sejak diperkenalkan, Nano Banana langsung menempati posisi puncak dalam daftar LMArena sebagai alat pengedit gambar AI paling inovatif. Pencapaian ini memperkuat posisi Google DeepMind sebagai pemain utama di sektor teknologi visual.
LMArena sendiri merupakan platform daring yang digunakan untuk menilai kinerja model bahasa besar (LLM) dengan metode perbandingan anonim berdasarkan penilaian komunitas.
Fitur Canggih Nano Banana
Konsistensi Karakter
Nano Banana mampu menjaga identitas objek baik manusia, hewan, maupun benda mati meskipun mengalami beberapa kali pengeditan. Hal ini menjadikannya unggul dibanding model lain yang sering kehilangan detail setelah modifikasi berulang.
Pengeditan Bahasa Alami
Para pemerhati teknilogi juga menyoroti fitur instruksi berbasis bahasa sehari-hari. Pengguna cukup mengetik perintah sederhana seperti “hapus noda di baju” atau “ubah suasana menjadi malam”, dan sistem langsung memberikan hasil yang sesuai tanpa keahlian desain grafis.
Penggabungan Multi-Gambar
Kemampuan menggabungkan beberapa foto ke dalam satu adegan harmonis adalah keunggulan lain dari Nano Banana. Pencahayaan dan bayangan otomatis disesuaikan agar hasil terlihat realistis, bukan artifisial.
Pengeditan Bertahap
Binus University menjelaskan bahwa fitur multi-turn editing memungkinkan penyempurnaan gambar sedikit demi sedikit. Setiap tahap tetap menyimpan hasil sebelumnya, sehingga proses perbaikan detail menjadi lebih fleksibel.
Transfer Gaya Visual
Fitur kreatif lainnya adalah style transfer. Dengan teknologi ini, pola atau motif dari suatu objek bisa diterapkan pada objek lain, misalnya motif bunga pada sepatu atau gaun. Hal ini tentu membuka peluang baru di dunia desain fashion maupun produk visual lainnya.
Kecepatan Proses
Kecepatan Nano Banana juga menjadi salah satu nilai jual utama. Gambar maupun pengeditan dapat selesai hanya dalam hitungan detik, jauh lebih cepat dibandingkan layanan serupa.
Keamanan Melalui Watermark
Setiap gambar hasil Nano Banana disematkan watermark digital SynthID. Fitur ini menjadi langkah pencegahan terhadap penyalahgunaan, termasuk pembuatan deepfake dan hoaks visual.
Selain fitur, Google juga menetapkan harga yang transparan, yaitu sekitar 30 dolar AS per juta token atau 0,039 dolar AS per gambar. Dengan kurs saat ini angka itu setara dengan kurang lebih Rp640 per gambar, sebuah biaya yang relatif rendah dibandingkan nilai guna yang ditawarkan.
Nano Banana bukan sekadar perangkat edit gambar berbasis AI, melainkan standar baru dalam kreativitas digital.
Kombinasi instruksi bahasa alami, konsistensi karakter, serta perlindungan keamanan melalui watermark membuat teknologi ini dianggap sebagai pionir di era visual berbasis kecerdasan buatan.
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Nano Banana: Revolusi Edit Gambar di Era AI
Pewarta | : Mutakim |
Editor | : Faizal R Arief |