TIMES SORONG, JAKARTA – Bagi khatib yang akan menyampaikan pesan keislaman kepada jemaah shalat Jumat, teks khutbah Jumat edisi 19 September 2025 ini disusun sebagai bahan rujukan dan referensi.
Khutbah Pertama
الحمد لله الذي أمر بالعدل والإحسان وإيتاء ذي القربى ونهى عن الفحشاء والمنكر والبغي، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن سيدنا محمداً عبده ورسوله، اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
أُوصِيكُمْ وَنَفْسِيَ الْخَاطِئَةَ أَوَّلًا بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ، اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Pada kesempatan yang mulia ini, khatib mengajak diri sendiri dan jamaah sekalian untuk senantiasa meningkatkan takwa kepada Allah SWT, dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah,
Tema khutbah hari ini adalah “Umara Harus Menerapkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Keadilan merupakan asas utama dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Tanpa keadilan, kekuasaan berubah menjadi kezaliman.
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an:
﴿إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ﴾
)النحل: ٩٠ (
“Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.” (QS. An-Nahl: 90).
Imam Al-Mawardi dalam Al-Ahkam As-Sulthaniyah menegaskan:
إِنَّ السِّيَاسَةَ الْعَادِلَةَ قِوَامُهَا رِعَايَةُ الْمَصْلَحَةِ وَدَفْعُ الْمَفَاسِدِ
“Sesungguhnya politik yang adil berdiri di atas upaya menjaga kemaslahatan rakyat dan menolak kerusakan.”
Oleh karena itu, seorang umara (pemimpin) wajib menegakkan keadilan sosial, bukan hanya untuk kelompok tertentu, melainkan bagi seluruh rakyat tanpa membeda-bedakan suku, agama, ataupun golongan.
Hadirin jamaah yang dimuliakan Allah,
Syekh Musthafa Al-Ghulayain dalam kitab ‘Idzatun Nasyiin mengingatkan:
العدل أساس الملك، والظلم مؤذن بخراب العمران
“Keadilan adalah asas tegaknya suatu pemerintahan, sedangkan kezaliman adalah tanda kehancuran peradaban.”
Indonesia sebagai bangsa yang berlandaskan Pancasila telah menegaskan dalam sila kelima: “Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Ini bukan hanya semboyan, tetapi perintah moral dan konstitusional yang wajib ditegakkan oleh umara di negeri ini.
Karena itu, jika pemimpin lalai dalam menegakkan keadilan, rakyat yang lemah akan semakin tertindas, sementara yang kuat semakin berkuasa. Islam datang untuk memutus rantai ketidakadilan tersebut.
Rasulullah SAW bersabda:
إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ، عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ، وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ، الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا
)رواه مسلم(
“Sesungguhnya orang-orang yang adil akan berada di sisi Allah di atas mimbar dari cahaya, di sebelah kanan Allah Yang Maha Pengasih, dan kedua tangan-Nya adalah kanan, yaitu mereka yang berlaku adil dalam hukum, terhadap keluarga, dan terhadap apa yang mereka pimpin.” (HR. Muslim).
Maka jelaslah, keadilan sosial adalah tiang bagi tegaknya bangsa, syarat keberlangsungan pemerintahan, serta jalan menuju keberkahan dari Allah SWT.
نفعني الله وإياكم بالقرآن العظيم، وبهدي سيد المرسلين، وتقبل مني ومنكم تلاوته، إنه هو السميع العليم.
Khutbah Kedua
الحمد لله حمدًا كثيرًا طيبًا مباركًا فيه كما يحب ربنا ويرضى، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أن محمداً عبده ورسوله، اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه أجمعين.
أُوصِيكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُونَ.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,
Marilah kita senantiasa menjaga persatuan bangsa dan mendoakan para pemimpin kita agar diberi kekuatan untuk menegakkan keadilan. Sebab tanpa keadilan, rakyat akan terpecah, kepercayaan hilang, dan pembangunan terhambat.
Allah SWT berfirman:
﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ لِلَّهِ شُهَدَاءَ بِالْقِسْطِ وَلَا يَجْرِمَنَّكُمْ شَنَآنُ قَوْمٍ عَلَى أَلَّا تَعْدِلُوا ۚ اعْدِلُوا هُوَ أَقْرَبُ لِلتَّقْوَى ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ﴾
) المائدة: ٨(
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu penegak keadilan karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencian suatu kaum mendorongmu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Maidah: 8).
Oleh karena itu, kita semua—baik umara maupun rakyat jelata—wajib menegakkan keadilan dalam kehidupan sehari-hari, sesuai perintah agama dan amanat konstitusi.
اللهم اغفر للمؤمنين والمؤمنات، والمسلمين والمسلمات، الأحياء منهم والأموات، إنك سميع قريب مجيب الدعوات.
اللهم أصلح أئمتنا وولاة أمورنا، واجعل ولايتنا فيمن خافك واتقاك واتبع رضاك، يا رب العالمين.
اللهم أنزل علينا من بركات السماء، وأخرج لنا من خيرات الأرض، وبارك لنا في أرزاقنا وأعمارنا وأعمالنا يا أرحم الراحمين.
عباد الله، إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى، وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ. فَاذْكُرُوا اللَّهَ الْعَظِيمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ.
(*)
Artikel ini sebelumnya sudah tayang di TIMES Indonesia dengan judul: Khutbah Jumat 19 September 2025: Umara Harus Terapkan Keadilan Sosial bagi Rakyat
Pewarta | : Yusuf Arifai |
Editor | : Ronny Wicaksono |